Apel Perdana Penggunaan Bahasa Aceh di Lhokseumawe: Wujud Cinta Budaya dan NKRI

Lhokseumawe, 1 Agustus 2025 - Pagi ini, suasana yang berbeda menyelimuti halaman LP Hiraq, Kota Lhokseumawe. Untuk pertama kalinya, sebuah apel resmi diselenggarakan sepenuhnya dalam Bahasa Aceh, sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya lokal yang semakin hari semakin krusial. Acara ini mengangkat tema “Uro Peunyata Meututô Bahasa Aceh Wilayah Kota Lhokseumawe” dan menjadi titik awal dari inisiatif serius pelibatan bahasa daerah dalam ranah publik dan formal.

 

Acara ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga menyampaikan pesan yang kuat mengenai identitas dan kebangsaan. Hal ini ditekankan dalam kutipan bijak dari Poe Malakat, Dr. Sayuti Abubakar, SH, MH, yang menyatakan: “Menjaga NKRI dengan menjaga budaya sendiri”. Kalimat ini seakan menyadarkan banyak orang bahwa mencintai negara tidak hanya dengan simbol-simbol besar, tetapi juga dengan menjaga hal-hal kecil yang dekat, seperti bahasa dan budaya kita sendiri. Dalam acara tersebut, setiap sambutan, pernyataan, hingga interaksi dilakukan sepenuhnya dalam Bahasa Aceh. Peserta yang terdiri dari siswa, tokoh adat, pengajar, pegawai pemerintah, serta masyarakat umum tampak antusias dan bangga berkomunikasi dalam bahasa asal mereka. Ini menunjukkan bahwa masih ada semangat besar untuk melestarikan warisan nenek moyang yang selama ini mulai terpinggirkan.

Menurut panitia penyelenggara, kegiatan ini dirancang bukan sekadar untuk menjadi momen sesaat, tetapi sebagai langkah awal dari gerakan yang berkelanjutan. Di masa mendatang, akan ada kegiatan lain yang mendorong penggunaan Bahasa Aceh dalam acara formal, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari. “Jika kita tidak menggunakan bahasa kita sendiri, lama kelamaan bisa punah. Budaya kita bisa perlahan hilang. Bahasa adalah identitas kita,” jelas salah seorang peserta apel yang juga seorang guru di sekolah dasar.