29 Juta Serangan Siber Diblokir di Indonesia Selama 2023

Jakarta - Kejahatan siber menjadi momok yang menakutkan di Indonesia. Tercatat, ada 29 juta serangan siber yang diblokir selama tahun 2023. Tren kejahatan siber melalui ransomware di 2023 memiliki angka yang begitu fantastis. Kaspersky menemukan serangan ransomware terhadap perangkat komputer di seluruh dunia mencapai sekitar 193 juta serangan. Ini jadi catatan yang mengkhawatirkan mengingat kini semua sektor tengah menerapkan digitalisasi.

Territory Manager Kaspersky for Indonesia Dony Koesmandarin mengatakan hal ini pada kegiatan peluncuran perangkat lunak milik mereka yang dinamai KUMA di Jakarta, Selasa (27/2/2024). Dony menerangkan lanskap kejahatan siber di Indonesia. Pihaknya mendapati data serangan terhadap website di Indonesia sebanyak lebih dari 80 ribu serangan per hari dan berhasil melakukan blokir terhadap serangan sekitar 29 juta sepanjang 2023.

"Jadi di 2023 kita bisa memblokir internet-borne sekitar 29 juta, angka yang besar dan lebih dari 80 ribu web attack per hari. Untuk kejahatan hari ini mereka mencari profit, mereka juga mencari bagaimana caranya bisa meng-attack satu web tersebut dengan tujuan tertentu," terangnya. Kejahatan siber bisa saja menyasar hingga individu bukan hanya sektor bisnis. Kini ancaman bukan hanya sekadar mencari eksistensi semata tapi lebih dari itu, para penjahat siber menargetkan pada finansial. "Ini tren di 2023, kalau kita berbicara ransomware itu ramai. Jadi ransomware itu jadi tren yang sangat signifikan yang kita dapat. Sangat mengkhawatirkan, kalau sudah di-encript semua data jangankan jangankan yang punya bisnis pelajar juga bisa kena," ucap Dony. Kemudian, kejahatan yang dilakukan di ranah siber ini bisa merugikan banyak pihak, tentunya berdampak besar ketika menyasar pada sektor enterprise atau bahkan lembaga negara. Menyinggung hal itu, Donyjuga menerangkan kasus yang terjadi terkait kejahatan yang disebut financial malware. "Kalau kita tahu ada juga financial malware, ini bisa melalui macam-macam. Bisa melalui unique URL dan juga bisa melalui aplikasi," lanjutnya.

Dony dan pihaknya melihat ancaman besar saat ini bisa terjadi pada sektor finansial dan juga pemerintah. Selain karena para penjahat siber menyasar pendataan bagi mereka, juga tak ayal menargetkan pada data-data yang dimiliki oleh pemerintah. Melihat data yang dimiliki oleh pemerintah begitu banyak dan para penjahat siber selain menginginkan data tersebut untuk tujuan tertentu juga ingin meraup dari sisi finansialnya. "Kalo dari sisi Kaspersky melihatnya dari finansial. Finansial itu menjadi target market yang cukup besar. Kedua yakni government, kenapa government? Karena datanya banyak dan datanya besar karena meng-cover seluruh Indonesia tuh sekitar 278 juta kira-kira penduduknya. Kalau satu kena itu datanya gede loh," kata Dony.

Namun Dony juga menegaskan bahwa ia yakin pemerintah pastinya telah melakukan langkah antisipasi untuk menangkal serangan ini. "Saya yakin pemerintah kita punya segala sesuatu yang diterapkan baik-baik oleh mereka," ungkapnya. Untuk tren kejahatan siber di tahun 2024, pola ransomware masih jadi cara para penjahat menyerang target yang telah mereka tentukan, menurut Kaspersky.

Sumber  : detik.com